Kamis, 29 Mei 2008

Menghimpun kita pada suatu ruang

keringat kita

menyatu

meludahi kesunyian

nafas kita berlarian

memburu harapan

kulit kita mengelupas

dan kita menikah

dalam pikiran

Selasa, 27 Mei 2008

Scripta manent verba Volant


Surat untuk diri sendiri,

Untuk fajar sang pengidap insomnia

Malam ini sepertinya kamu harus berhenti menatap atap kamarmu, bangunlah ! seduh secangkir kopi panas dan nyalakan sebatang rokok. Ada persamaan antara kopi panas, sebatang rokok yang kau nyalakan dengan perjalanan hidupmu yang dipenuhi kekecewaan, himpunan mimpi dan sejumlah angan.

Untuk fajar sang pengidap insomnia

Kita mulai dari kopi panas. Kopi panas adalah minuman yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam merangsang asam lambung yang mampu membuatmu muntah, lebih-lebih jika lambungmu kosong. Hal ini sama dengan perjalanan hidupmu, yang kau jejali dengan rasa kekecewaan, himpunan mimpi dan sejumlah angan. Jika kau menelannya tanpa persiapan, menelan masalah-masalahmu itu tanpa ilmu, itu hanya akan membuatmu muntah. Hal itu tak akan terjadi jika kamu menyempatkan waktu untuk membaca buku psikologi, maka kekecewaanmu akan kamu telan dengan hati-hati dan tak akan membuatmu muntah. begitupun rokok yang kau nyalakan, benda ini lebih tepatnya adalah gambaran tentang dirimu. Setiap sekali rokokmu kau hisap maka satu detik perjalanan hidupmu terlewati. Rokok itu menjadi sekumpulan asap yang seketika hilang tertelan angin, begitupun juga perjalaan hidupmu yang kau penuhi dengan mimpi, dan angan-angan. Keduanya hanya akan menjadi asap yang akan berlalu seketika. Mimpi-mimpimu hanya akan terhapus di dunia yang mudah melupa ini.

Untuk fajar sang pengidap insomnia

Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa jadikanlah malam-malammu yang sepi ini sebagai sebuah cermin untuk melakukan refleksi diri. Proyeksikan dirimu dari luar dirimu, apa yang terjadi pada dirimu ? apakah kau masih akan tetap menjadikan pengalaman hidupmu seperti kopi panas yang dapat membuat perutmu mual atau kamu akan tetap bermimpi dan selanjutnya hilang begitu saja seperti asap rokok ?

Untuk fajar sang pengidap insomnia

Aku hanya ingin mengajakmu kedalam sebuah ruangan baru, sebuah ruangan yang pasti dengan suasana baru. Sebuah ruang yang akan memudahkanmu dalam menghadapi problem-problem hidup dan sebuah ruangan yang akan membuat mimpi-mimpimu akan tetap mengabadi. Yaitu sebuah ruang bernama baca-tulis.

Untuk fajar sang pengidap Insomnia

Bacalah! itu akan membuatmu mengetahui, dan tuliskanlah itu akan membuat orang lain mengetahui. Membaca dan menulis adalah sepasang suami istri yang bersalin dalam waktu dan berjejak dalam ruang. SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT, Apa yag tertulis akan tetap mengabadi dan apa yang terucap akan berlalu bersama angin.

Minggu, 25 Mei 2008

Aliran Sesat dalam dekapan Teori Konspirasi


Ada sebuah perasaan menyedihkan ketika penulis membaca sebuah majalah yang di terbitkan oleh salah satu organisasi islam di Indonesia. Majalah ini terbit seiring dengan ramainya aksi masa yang memaksa anggota dari beberapa organisasi yang dianggap sesat untuk melakukan “pertobatan”. Yang menjadi headline dari majalah tersebut ialah mengenai keberadaan aliran sesat di indonesia, yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan yang menarik. Dalam pemberitaan di majalah tersebut dikatakan bahwa menjamurnya aliran sesat di Indonesia adalah buah dari propoganda kristen dan zionisme di Indonesia, tujuannya ialah untuk memecah belah islam. Di majalah tersebut dikatakan bahwa organisasi seperti Al-Qiyadah al Islamiyah adalah organisasi yang dibentuk oleh misionaris Kristen yang berada di Indonesia, begitu juga mereka mencoba menjelaskan bahwa Ahmadiyah adalah sebuah organisasi bentukan kolonialis Inggris pada saat mereka menjajah India.

Teori yang dibangun dari majalah tersebut dalam menanggapi perkembangan Aliran sesat di Indonesia ialah teori konspirasi. Teori konspirasi mejelaskan bahwa ada pihak lain (dalang) di balik sebuah peristiwa. Pasca tragedi WTC 11 September teori konspirasi menjadi “penyakit” yang mewabah dalam cara berpikir umat Islam. Penulis meyakini adanya teori konspirasi yang exist di dunia ini. Namun penulis sedikit kurang bersepakat jika teori tersebut digunakan dalam dosisnya yang berlebih yang memungkinkan untuk menggunakannya dalam mendekati semua fenomena sosial politik. Teori konspirasi menjadi berbahaya ketika digunakan dalam dosisnya yang berlebih karena dapat membuat seseorang malas berpikir karena selalu beranggapan bahwa ada pihak lain (the other) yang berperan sebagai dalang dari semua peristiwa. Sehingga ketika ada suatu fenomena langsung melempar kesalahan kepada pihak lain.

Dalam hal aliran sesat jika kita mendekatinya dengan teori konspirasi maka kita akan menyalahkan misonaris kristen maupun zionis yang menjadi dalang menjamurnya aliran-aliran sesat di indonesia. Teori konspirasi akan mengeliminasi tradisi otokritik. Yaitu kritik diri dan dan alat refleksi diri. Sebenarnya hemat penulis alangkah lebih baiknya umat islam melakukan otokritik, melakukan kritik terhadap diri sendiri lebih konstruktif di banding dengan mendekatinya dengan teori konspirasi yang selalu menyalahkan pihak lain. Karena menggunakan teori konspirasi berarti telah melakukan proses penyederhanaan realitas, yaitu dihilangkannya suatu proses perjalanan spiritual (pergumulan, perenungan dan berkeyakinan) yang dialami oleh pemeluk organisasi yang dianggap sesat.

Jika kita melakukan otokritik maka hasil yang di peroleh ialah lembaga dakwah dari organisasi Islam “yang menganggap dirinya paling benar” belum mampu menyentuh pada masalah real keumatan. Banyak alasan mengapa masuk menjadi anggota aliran sesat karena faktor ekonomi. Sehingga yang di perlukan lembaga dakwah ialah bagaimana membuat sebuah mekanisme yang mampu menyentuh permasalahan umat tersebut. Penulis berpendapat hal ini lebih konstruktif di bandingkan harus selalu menyalahkan pihak lain.